Entri yang Diunggulkan

Ritual Sesaji Rewanda, Tradisi Menjaga Alam Wasiat Sunan Kalijaga

Kampung Brintik dulu, Kampung Pelangi kini

kampung pelangi semarang
Kampung Brintik dulu, Kampung Pelangi kini. (foto direktorijateng.com)
DIREKTORIJATENG.COM- Nama Kampung Pelangi di Semarang kini menjadi buah bibir di media sosial. Tak hanya netizen dalam negeri, Kampung Pelangi juga jadi sorotan media asing. Wah, seperti apa penampakan Kampung Pelangi?

Langit Kota Semarang tampak cerah ketika direktoijateng.com berkunjung ke Wonosari, Kelurahan Randusari, Kecamatan Semarang Selatan, Kota Semarang,Jawa Tengah, Kamis (8/6/2017) lalu.

Kampung ini sebelumnya dikenal dengan nama Kampung Brintik. Namun belakangan dikenal dengan Kampung Pelangi setelah Pemerintah Kota Semarang dan warga setempat  membuat gebrakan. Mereka memoles rumah-rumah  di kampung itu dengan cat warna-warni. Mulai dari jembatan, tembok rumah hingga atap. Nama Kampung Pelangi pun viral di media sosial.

Untuk mencapai Kampung Pelangi Semarang cukup mudah. Lokasinya di pusat kota. Sekitar ratusan meter dari Tugu Muda Semarang. Lebih tepatnya, di belakang persis Pasar Bunga Kalisari.


Saat direktoijateng.com tiba, rupanya sejumlah remaja sudah lebih dulu memadati pintu masuk Kampung Pelangi. Mereka tampak sibuk dengan gawai masing-masing: mengabadikan suasana dengan latar warna-warni Kampung Pelangi.

Warga setempat telah menyediakan lahan parkir bagi para pengunjung. Kendaraan bermotor bisa diparkir di belakang pasar bunga. Untuk saat ini, belum ada retribusi. Namun pengunjung bisa memberikan kas sukarela.

Sambil menanti waktu berbuka puasa, saya mencoba menyusuri  gang-gang di Kampung Pelangi. Jalan atau gang di sini ternyata cukup ekstrem. Gang RT 5 RW 3 Wonosari misalnya. Gang ini berupa anak tangga yang cukup menanjak.
Kampung Pelangi Semarang
Gang RT 5 RW 3 Wonosari, Kampung Pelangi Semarang. (foto direktorijateng.com)
Direktoijateng.com pun tertantang untuk mandakinya dengan harapan bisa memeroleh pemandangan yang asyik dari ketinggian. Pelan-pelan saya mendaki anak tangga itu. Sesekali direktoijateng.com  mengabadikan melalui kamera ponsel jika menemukan sesuatu yang menarik. Misalnya mural bergambar wayang di tembok rumah warga.

Sore itu direktoijateng.com iseng untuk menghitung berapa jumlah anak tangga itu. Sambil berjalan, direktoijateng.com menghitung satu persatu anak tangga yang dicat warna-warni ini. Sampai di hitungan ke-112, rupanya rasa lelah mulai terasa. Padahal masih ada belasan atau bahkan puluhan anak tangga lagi.

Lelah mendaki anak tangga tak membuat direktoijateng.com berhenti. Direktoijateng.com justru memilih turun lagi untuk menyaksikan gambar-gambar mural di sudut-sudut tembok rumah warga. Gambarnya cukup beragam.
Kampung Pelangi Semarang
Mural gambar wayang di Kampung Pelangi Semarang. (foto direktorijateng.com)
Di tembok rumah warga yang berada di tepi sungai ada mural bergambar kodok, harimau dan wayang. Di sudut yang lain juga ada gambar ikan. Gambar-gambar itu saya abadikan melalui kamera ponsel.

Pengunjung lainnya juga nampak antusias. Mirna, warga Mangkang misalnya. Dia bersama tiga teman kerjanya sengaja meluangkan waktu untuk menyaksikan Kampung Pelangi sekaligus ngabuburit.

Sore itu merupakan kunjungannya yang pertama. Mirna mendengar nama Kampung Pelangi dari obrolan netizen di instagram. "Sederhana tapi bagus. Orangnya kreatif juga. Sempat ngobrol sama orang sini, ramah," katanya.

Menurut Suwarto, warga RT 5 RW 3 Wonosari, Kelurahan Randusari gambar-gambar itu yang membuat sebagian adalah warga. Selebihnya hasil kerjasama dengan Pemkot Semarang.

Bagi Suwarto, Kampung Pelangi hadir membawa kebahagiaan tersendiri. Dia mengatakan, warga sangat antusias menyambut. Terlebih warga hanya menerima program Kampung Pelangi itu. "Senang. Apalagi banyak pengunjung. Kami punya buku tamu. Kata para tamu, kami baik dan ramah. Tamu loh yang bilang," ujarnya sore itu.
Penampakan Kampung Pelangi Semarang. (foto direktorijateng.com)
Dia menyebutkan, saban hari Kampung Pelangi menerima setidaknya ratusan pengunjung. Mereka kebanyakan adalah remaja di Kota Semarang dan sekitar.

Kunjungan tersebut juga membawa berkah tersendiri. Suwarto mengatakan, banyak pengunjung yang berbuka di warung-warung milik warga. Ibu Agus misalnya. Selama bulan Ramadan dia menjajakan es buah di depan rumahnya. Pengunjung pun banyak yang minat.


Suwarto dan warga setempat berharap, Kampung Pelangi bisa lestari. Namun untuk merawat merupakan beban bagi warga, sebab program tersebut sepenuhnya dibiayai Pemkot.  "Warga juga keberatan kalau pakai biaya sendiri. Harapannya tetap ada kerjasama dengan Pemkot. Syukur-syukur ada sponsor," katanya.

Pembangunan Kampung Pelangi bermula dari upaya Pemkot Semarang untuk mempercantik Pasar Bunga Kalisari. Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi dalam sebuah kesempatan menyampaikan, pasar yang tertata rapi ternyata terdapat pemandangan yang kurang sedap dipandang mata. Itulah yang mendorong Pemkot Semarang untuk membuat Kampung Pelangi.

Kampung Pelangi maupun Pasar Kembang Kalisari saat ini baru tahap penataan pertama. Pemkot akan mengalokasikan dana Rp 16 miliar untuk penataan tahap kedua. Penataan meliputi pembangunan kawasan parkir, normalisasi saluran drainase, pebangunan pedestrian di sepanjang saluran dan pembangunan foodcourt. (Umi/AS)

Belum ada Komentar untuk "Kampung Brintik dulu, Kampung Pelangi kini"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel