Entri yang Diunggulkan

Ritual Sesaji Rewanda, Tradisi Menjaga Alam Wasiat Sunan Kalijaga

Ma'had Aly TBS Kudus selenggarakan kuliah perdana Ilmu Falak

DIREKTORIJATENG.COM- Ma'had Aly Tasywiquth Thullab Salafiyah (TBS) Kudus memulai kuliah untuk kali pertama, Rabu 25 Juli 2018. Turut hadir dalam kesempatan itu, KH. M. Ulil Albab Arwani, KH. M. Arifin Fanani, KH. Dr. Ahmad Faiz LC. MA., K. Azhar Latief, Gus Nifal Fahmi, Ustaz Noor Aflah dan Ustaz Saifuddin.
Ma'had Aly TBS Kudus selenggarakan kuliah perdana Ilmu Falak
Ma'had Aly TBS Kudus selenggarakan kuliah perdana Ilmu Falak. (dok Ma'had Aly TBS Kudus)
Ma'had Aly TBS merupakan pondok pesantren tingkat tinggi dengan konsentrasi Ilmu Falak. KH. M. Ulil Albab, dalam keterangan tertulis yang diterima direktorijateng.com mengatakan, Ilmu Falak adalah satu ilmu yang sangat penting. Dia menyebut, hukum mempelajarinya adalah fardlu kifayah.

''Karena fardlu kifayah, maka kalau di daerah kita tidak ada yang ahli falak, akan berdosa,'' tuturnya di depan mahasantri Ma'had Aly TBS Kudus angkatan pertama.

Sang Kiai pun meminta mahasantri Ma'had Aly TBS agar niat untuk ibadah mencari ilmu karena Allah Swt.

''Karena itu, dalam mencari ilmu harus ikhlas. Jika kita ikhlas, maka akan mendapatkan pahala dan memunculkan barokah,'' kata Pengasuh Pondok Pesantren Yanbu'ul Qur'an itu.

KH. M. Ulil Albab Arwani juga mewanti-wanti agar mahasantri tekun belajar dan istikamah. Menurutnya, di Ma'had Aly TBS Kudus tak hanya ilmu falak saja yang dipelajari, tetapi juga ilmu-ilmu lainnya.

Sementara itu, KH. M. Arifin Fanani, mengungkapkan, sejak lama Masyayikh TBS ingin mendirikan Ma'had Aly, yaitu sewaktu masih ada KH. M. Manshur dan KH. Zawawi Mufid.

''Alhamdulillah, Ma'had Aly TBS sekarang sudah berdiri,'' katanya bersyukur.

KH. M. Arifin Fanani menyebutkan alasan mengapa Ma'had Aly TBS memilih konsentrasi Ilmu Falak. Menurutnya, Ilmu Falak jarang diketahui dan jarang dipelajari.

''Untuk TBS sendiri, sejak dulu sudah dikenal dengan ilmu falaknya. Masyayikh TBS yang dikenal sebagai ahli falak, yakni KH. Abdul Djalil Hamid, lalu KH. Turaikhan Adjhuri, KH. Noor Ahmad, KH. Ahmad Rofiq, dan lainnya,'' katanya. (AS)

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel