Banjir informasi tentang Covid-19, bolehkah mempercayai informasi dari media sosial?

DIREKTORIJATENG.COM- Jawabannya boleh. Hanya saja, kita harus selektif memilah dan memilih berbagai informasi yang ada di sana.
Berbeda dengan media massa seperti surat kabar, majalah, atau laman-laman daring yang dikelola institusi kredibel dan otoritatif, media sosial bisa dimiliki dan diakses siapa saja. Orang-orang bisa bebas mengunggah pos, mengomentari, dan membagikan kapan pun.
Dalam kasus Covid-19, misinformasi dan disinformasi rawan terjadi di media sosial. Pada 17 Maret 2020 lalu, Kominfo bahkan sampai menghimpun daftar 242 hoaks mengenai pandemi Corona. Hampir semuanya didapati di media sosial.
Lantas apa yang harus kita lakukan untuk menyikapi banjir informasi ini?
Banjir informasi tentang Covid-19, bolehkah mempercayai informasi dari media sosial?
Banjir informasi tentang Covid-19, bolehkah mempercayai informasi dari media sosial? 

Pertama, pastikan informasi yang kamu dapatkan berasal dari pihak yang bertanggung jawab seperti kementerian, BNPB, organisasi resmi, dan sejenisnya. Saat ini mereka semua memiliki akun atau laman resmi yang bisa diakses. Jika ada pesan di media sosial seperti Whatsapp Group yang mengatasnamakan mereka, jangan langsung percaya. Informasi tersebut bisa divalidasi dengan melihat akun atau situs resmi.
Kedua, ikuti akun-akun atau laman-laman cek fakta. Pada era media sosial, tak bisa dipungkiri hoaks memang terjadi terus-menerus, lebih-lebih dalam situasi genting seperti sekarang. Ada banyak akun atau laman yang bisa kamu ikuti agar terhindar dari hoaks, di antaranya Tempo Cek Fakta, Indonesian Hoaxes, dan Liputan6 Cek Fakta.
Ketiga, selalu verifikasi di Mbah Google. Agar kamu makin yakin, kamu bisa mencari informasi pembanding di internet. Jangan lupa untuk mengecek kredibilitas laman yang kamu akses ya. Jika media massa, pastikan susunan redaksinya jelas, ada kantornya, dan memiliki peraturan logis. Jangan sampai tertipu situs abal-abal!
Pandemi Corona memang membawa banyak dampak bagi kita. Menyebarnya informasi yang tak bisa dipertanggungjawabkan akan membuat situasi semakin runyam.
Selaku institusi yang senantiasa berusaha bermanfaat bagi masyarakat, Universitas Negeri Semarang (UNNES) selalu mengimbau penyebaran berita-berita kredibel dan edukatif.
Salah satunya melalui Tim KKN Tanggap Bencana Covid-19.

-- Ahmad Abu Rifai, anggota Tim KKN Tanggap Bencana Covid-19, Unnes

Belum ada Komentar untuk "Banjir informasi tentang Covid-19, bolehkah mempercayai informasi dari media sosial? "

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel